Beranda | Artikel
Pecahan-Pecahan dari Kelompok Jahmiyah
Senin, 19 April 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Pecahan-Pecahan dari Kelompok Jahmiyah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 29 Sya’ban 1442 H / 12 April 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Pecahan-Pecahan dari Kelompok Jahmiyah

Kita membahas satu kelompok yang menyimpang di dalam bab nama dan sifat Allah, mereka melakukan pengingkaran/penolakan terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah, yaitu kelompok Jahmiyah. Kelompok ini juga terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok. Salah satu di antaranya yang sudah kita sebutkan yaitu Al-Mu’attilah. Inti dari pemikiran mereka adalah mengingkari nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau kandungan sifat yang terdapat didalam nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi hanya sebatas nama tidak ada sifat yang terkandung didalamnya.

Dan di antara keyakinan mereka yang menyimpang dari sunnah adalah keyakinan bahwa Allah tidak akan bisa dilihat oleh manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka menyatakan kafir orang-orang yang meyakini Allah bisa dilihat di surga. Dalam hal ini tentunya mereka mengingkari hadits-hadits yang sangat banyak, bahkan disebut oleh para ulama sebagai hadits mutawatir bahwa orang-orang beriman akan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala di surga pada hari kiamat nanti.

Haditsnya diriwayatkan dari puluhan sahabat dan dishahihkan oleh para imam-imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kelompok ini mengingkari hal itu. Tentunya ini menyimpang dari kesepakatan Ahlus Sunnah wal Jama’ah di dalam masalah tersebut.

Sekte Al-Marisiyah (المريسيه)

Inti dari pemikiran mereka adalah bahwa mayoritas sifat-sifat Allah itu adalah makhluk. Ini merupakan konsekuensi dari keyakinan mereka bahwa Al-Qur’an makhluk, maka semua sifat-sifat yang Allah kabarkan itu adalah makhluk.

Tentunya Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam bab ini menegaskan bahwa Al-Qur’an kalamullah bukan makhluk. Ini disepakati oleh seluruh ulama-ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dan yang terdepan di dalam membentengi aqidah kaum muslimin dari kesesatan kaum Jahmiyyah ataupun Mu’tazilah dalam menetapkan Al-Qur’an makhluk adalah Imam Ahmad, hingga beliau dipenjara dan disiksa untuk mempertahankan aqidah yang benar tersebut.

Dan pada akhirnya aqidah inilah yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hingga saat ini kita meyakini dan mengetahui akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang Al-Qur’an, yaitu القرآن كلام الله غير مخلوق. Adapun pemikiran-pemikiran yang dibawa oleh Bisyr Al-Marisy atau Jahm bin Shafwan dalam bab ini, itu hilang seiring dengan berjalannya waktu. Orang hanya mengenal bahwa itu satu pemikiran sesat di dalam agama.

Sekte Al-Multazimah (الملتزمة)

Salah satu pemikiran sesat Al-Multazimah adalah berkeyakinan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala ada di semua tempat. Ini tentunya bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah berijma’, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim bahwa semua ulama (mulai dari ulama hadits, ulama fiqih, ulama ushul, bahkan ulama bahasa) sepakat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersemayam di atas Arsy. Ada 7 ayat yang mentapkan bahwa Allah beristiwa’ di atas Arsy, tidak seperti istiwa’ makhluk-makhlukNya.

Ini keyakinan yang diyakini oleh para ulama berdasarkan banyak sekali dalil, baik dari Al-Qur’an maupun dari sunnah. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika Nabi bertanya kepada seorang budak wanita: “Dimana Allah?” Dia menjawab: “فىِ السَّمَاءِ (di langit),” sembari menunjuk ke langit. Dan Nabi membenarkan jawaban itu seraya mengatakan:

أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

“Bebaskanlah budak wanita ini karena dia adalah seorang wanita mukminah.” (HR. Muslim)

Ini adalah dalil sangat kuat yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala di langit, bersemayam di atas Arsy terpisah dari makhlukNya. Maka menjadi konsensus ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari dulu sampai sekarang adalah “Allah bersemayam di atas Arsy, terpisah dari makhlukNya, dan ilmu Allah meliputi semua tempat.”

Adapun kelompok Al-Multazimah ini mengatakan bahwa Allah ada di mana-mana. Ini tentunya menyelisihi akal sehat, fitrah yang lurus, bahkan dalil-dalil yang ada dari Al-Qur’an maupun sunnah, dan ijma’ para Salaf mulai dari sahabat, tabi’in, tab’iut tabi’in sampai pada imam-imam madzhab sekalipun.

Tidak ada satupun imam mazhab yang meyakini Allah ada dimana-mana. Hal ini bisa kita cek dari riwayat-riwayat yang mereka tulis dan sampaikan.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50112-pecahan-pecahan-dari-kelompok-jahmiyah/